Pages

IN THE NAME OF ALLAH THE MOST GRACIOUS THE MOST MERCIFUL

.

SELAMAT DATANG

Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.
Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.
Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.
Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.
Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”
( allahyarham KH Rahmat Abdullah )

29 Okt 2011

Televisen kotak yang berbahaya

Sumber: dakwatuna.com
Edit : akhwat medic
keburukan lebih banyak daripada kebaikan
Televisen sama halnya seperti radio, surat kabar dan majalah. Semua itu hanyalah alat atau media yang digunakan untuk berbagai maksud dan tujuan sehingga kita tidak dapat mengatakannya baik atau buruk, halal atau haram. Segalanya tergantung pada tujuan dan   bahan acaranya.
Seperti halnya pedang, di tangan mujahid ia adalah alat untuk berjihad dan bila di tangan perompak maka pedang itu merupakan alat untuk melakukan tindakan kejahatan. Oleh kerananya sesuatu dinilai dari sudut penggunaannya dan media dinilai sesuai tujuan dan maksudnya.
Televisen dapat saja menjadi media pembangunan dan pengembangan fikiran, ruh, jiwa, akhlak dan kemasyarakatan. Demikian pula halnya radio, surat kabar, dan sebagainya. Tetapi di sisi lain, televisen dapat juga menjadi alat penghancur dan perusak. Semua itu kembali kepada bahan acara dan pengaruh yang ditimbulkannya.
Dapat saya katakan bahwa media-media ini mengandung kemungkinan baik, buruk, halal, dan haram. Seorang Muslim hendaknya dapat mengendalikan diri terhadap media-media seperti ini, sehingga dia menghidupkan radio atau televisen jika acaranya berisi kebaikan dan mematikannya bila berisi keburukan.
Menerusi media, seseorang dapat menyaksikan dan mendengarkan berita-berita dan acara-acara keagamaan, pendidikan, pengajaran, atau acara lainnya yang dapat diterima (tidak mengandung unsur keburukan/keharaman). Sehingga dalam hal ini anak-anak dapat menyaksikan gerakan-gerakan lincah dari hiburan yang menyenangkan hatinya atau dapat memperoleh manfaat dari tayangan acara pendidikan yang mereka saksikan.
Namun begitu, ada acara-acara tertentu yang tidak boleh ditonton, seperti tayangan film-film Barat yang pada umumnya merosak akhlak. Karena di dalamnya mengandungi unsur-unsur budaya dan kebiasaan yang bertentangan dengan akidah Islam yang lurus. Misalnya, film-film itu mengajarkan bahwa setiap gadis harus mempunyai teman lelaki dan suka berpoya-poya bersama.
Kemudian hal itu ditambahkan lagi dengan bermacam-macam kebohongan, dan mengajarkan bagaimana cara seorang gadis berbohong terhadap keluarganya, bagaimana upayanya agar dapat bebas keluar rumah, termasuk memberi contoh bagaimana membuat rayuan dengan kata-kata yang manis. Selain itu, jenis film-film ini juga hanya berorientasikan kisah-kisah bohong, dongeng-dongeng khayal, dan semacamnya. Secara ringkas, film seperti ini hanya menjadi sarana untuk mengajarkan moral yang rendah.
Secara objektif saya katakan bahwa sebagian besar film tidak luput dari sisi negatif seperti ini, tidak sunyi dari adegan-adegan yang merangsang nafsu seks, minum arak, dan tari telanjang. Mereka bahkan berkata, “Tarian sudah menjadi  kebudayaan dalam dunia kita, dan ini merupakan ciri peradaban yang tinggi. Wanita yang tidak belajar menari adalah wanita yang tidak moden. Apakah haram jika seorang pemuda duduk berdua dengan seorang gadis sekadar  untuk bercakap-cakap serta saling bertukar janji?”
Inilah yang menyebabkan orang yang konsisten pada agamanya dan menaruh perhatian terhadap akhlak anak-anaknya melarang kemasukan media-media seperti televisen dan sebagainya ke rumahnya. Sebab mereka berprinsip, keburukan yang ditimbulkannya jauh lebih banyak daripada kebaikannya, dosanya lebih besar daripada manfaatnya, dan sudah tentu yang demikian adalah haram. Lebih-lebih media tersebut memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap jiwa dan pikiran, yang cepat sekali menjalarnya, belum lagi waktu yang terbuang olehnya dan menjadikan kewajiban terabaikan.
Tidak diragukan lagi bahwa hal inilah yang harus disikapi dengan hati-hati, ketika keburukan dan kerusakan sudah demikian dominan. Namun cobaan ini telah begitu merata, dan tidak terhitung jumlah manusia yang tidak lagi dapat menghindarkan diri darinya, karena memang segi-segi positif dan manfaatnya juga ada. Karena itu, yang paling mudah dan paling layak dilakukan dalam menghadapi kenyataan ini adalah sebagaimana yang telah saya katakan sebelumnya, iaitu berusaha memanfaatkan yang baik dan menjauhi yang buruk di antara film bentuk tayangan sejenisnya.
fikiran kita adalah hasil daripada apa yang kita lihat
Hal ini dapat dihindari oleh seseorang dengan jalan mematikan radio atau televisennya, menutup surat kabar dan majalah yang memuat gambar-gambar telanjang yang terlarang, dan menghindari membaca media yang memuat berita-berita  dan tulisan yang buruk.
Manusia adalah mufti bagi dirinya sendiri, dan dia dapat menutup pintu kerusakan dari dirinya. Apabila ia tidak dapat mengendalikan dirinya atau keluarganya, maka langkah yang lebih utama adalah jangan memasukkan media-media tersebut ke dalam rumahnya sebagai upaya 'prevention is better then cure'.
Inilah pendapat saya mengenai hal ini, dan Allahlah Yang Maha Memberi Petunjuk dan Memberi Taufiq ke jalan yang lurus.
Kini tinggal bagaimana tanggung jawab negara secara umum dan tanggung jawab producer serta seluruh pihak yang  berkaitan dengan media-media informasi tersebut. Karena bagaimanapun, Allah akan meminta pertanggungjawaban kepada mereka terhadap semua itu. Maka  hendaklah mereka mempersiapkan diri sejak sekarang.
Sumber: Fatwa-Fatwa Kontemporer, Dr. Yusuf Qaradhawi
p/s: Jika duduk rumah, kerap kali murobbiyah pesan supaya kurangkan/tidak perlu menonton televisen kerana mutabaah mungkin akan down atas sebab faktor ini. Ada akhwat, sudah ditarbiyah bertahun-tahun, tapi masih lagi tidak boleh tinggalkan habit ni. Kenapa ye?

7 teguran:

Tanpa Nama berkata...

bagi pendapat saya tentang persoalan saudari,
mungkin dia cuba untuk berubah tetapi disebabbkan tiada biah jd dia masih terjerumus pada masalah yang sama...


sekadar pandangan sje..setiap org mempunyai pandangan berbeza...=)

Tanpa Nama berkata...

bagi pendapat saya tentang persoalan saudari,
mungkin dia cuba untuk berubah tetapi disebabbkan tiada biah jd dia masih terjerumus pada masalah yang sama...


sekadar pandangan sje..setiap org mempunyai pandangan berbeza...=)

adeq berkata...

salam.rumah ana ad ps baru, hehe.dugaan.kenkadang tv boleh juga sebagai aktiviti riadah MINDA untuk seisi keluarga.gunala cara apa pun untuk berdiskusi secara ilmiah.

Sufiana Mohamed berkata...

lebih suka mengadap laptop, online dan update blog....

dr. mujahidah berkata...

tanpa nama: mungkin betul
adeq: wah.. ps tu.sape main? nyau ke?
sufi haraki: tapi jangan terkurung dalam bilik suda

Tanpa Nama berkata...

sangat menarik, terima kasih

Cinderela berkata...

Terima kasih infonya

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...